Sabtu, 02 Mei 2009

EKONOMI TEKNIK

EKONOMI TEKNIK

Ekonomi Teknik yaitu alat untuk menangani pemilihan berbagai alternatif yang paling layak dan menyangkut investasi yang memberikan manfaat yang terbesar. Ekonomi Teknik bagian dari Ilmu Ekonomi, dimana Ilmu Ekonomi terdiri dari dua bagian yaitu ;

- Mikroekonomi yaitu yang berhubungan dengan perusahaan, perumahan dan konsumen.

- Makroekonomi yaitu bagian dari hubungan nasional maupun international.

Ekonomi Bangunan yaitu penggunaan teori dengan pendekatan ekonomis pada konstruksi bangunan. Bidang konstruksi mempunyai mempunyai karakteristik khusus yaitu :

- Bentuk fisik produk

- Struktur organisasi proses konstruksi

- Elemen-elemen yang dibutuhkan

- Metoda penetapan harga elemen konstruksi.

Prinsip Dasar Ekonomi Teknik

  1. Pengembangan Beberapa Alternatif.
  2. Fokus pada perbedaan
  3. Penentuan sudut pandang secara konsisten
  4. Penggunaan satuan ukuran yang umum
  5. Pertimbangan semua kriteria terkait
  6. Pertimbangan akan ketidakpastian
  7. Peninjauan kembali keputusan

Prosedur atau urutan kegiatan dalam analisis ekonomi teknik maupun dalam proses perancangan teknik konstruksi adalah meliputi :

§ Identifikasi dan evaluasi permasalahan

§ Pengembangan alternatif atau sintesis

§ Analisa dan pemilihan alternatif rancangan

§ Pengembangan rancangan

§ Pemantauan kinerja atau evaluasi hasil

KONSEP BIAYA DALAM LINGKUP EKONOMI

Biaya (cost) adalah pengeluaran atau beban.

Jenis-jenis biaya :

  1. Biaya Tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh perubahan kegiatan dalam batas konstruksi yang ada sesuai kemampuan yg tersedia.
  2. Biaya Variable adalah biaya yg berhubungan dengan hasil konstruksi yang dihasilkan.
  3. Biaya berulang adalah biaya yg secara berulang dikeluarkan menghasilkan produk yang sama dan berulang secara teratur.
  4. Biaya tidak berulang adalah biaya yang tidak berulang, walaupun l dapat bersifat komulatif dalam priode yang pendek.
  5. Biaya langsung adalah biaya yang secara jelas dapat diukur dan dialokasi dalam kegiatan tertentu.
  6. biaya tak langsung adalah biaya yang sulit untuk dialokasikan dalam suatu pengeluaran tertentu secara langsung.
  7. Overhead adalah biaya dalam konstruksi yang bukan merupakan biaya tenaga kerja dan material secara langsung.
  8. Biaya standar adalah biaya-biaya yang direncanakan dan ditetapkansebelum proses konstruksi dilaksanakan.
  9. Biaya tunai adalah biaya yang dilakukan dengan pembayaran atau transaksi secara tunai dan berakibat arus kas.
  10. Biaya buku adalah biaya yang tidak melibatkan pembayaran tunai dan lebih menyatakan pemulihan pengeluaran di masa lalu selama priode waktu tertentu.
  11. Biaya Hangus adalah biaya yang telah terjadi di masa yang lalu dan tidak mempengaruhi perkiraan biaya di masa yang akan datang dalam penentuan tindakan.
  12. Biaya kesempatan adalah biaya yg biasanya tersembunyi dan merupakan akibat dari penggunaan sumber daya yang terbatas.
  13. Biaya siklus hidup adalah seluruh biaya yg dikeluarkan sehubungan dgn produk , struktur, system atau jasa selama jangka waktu hidup atau operasinya.

Oleh

R2


(dari berbagai pustaka)

Sharing little knowledge and tutorial Geo-mine-pet

Sharing little knowledge and tutorial Geo-mine-pet


Inspired by to give a contribution to Indonesian mining development especially professionals and professional candidates, I would like to share little about coal geology knowledge and little tutorial software of geology, coalmine and petroleum.

Thanks to Mas Narno spacing this sessions.

Coal Geology








Link: http://www.2shared.com/file/5653182/52c95210/CoalGeology.html

(Adopted from coal geology course)

Coal Mine Plan










  1. Stratmodel

Link: http://www.2shared.com/file/5653231/2a726438/Stratmodel_PDF.html

  1. Basic Minescape

Link: http://www.2shared.com/file/5653268/2ed928d9/Basic_MineScape_PDF.html

  1. Format data Minescape

Link: http://www.2shared.com/file/5653278/37c21998/DATA_MINESCAPE.html










  1. Open Cut

Link: http://www.2shared.com/file/5653322/aba26ef4/Open_Cut_PDF.html

  1. Tutorial Surpac A

Link: http://www.2shared.com/file/5653334/5bdafa80/TUTOR_SURPAC_BAB1-5_PDF.html

  1. Tutorial Surpac B

Link: http://www.2shared.com/file/5653434/5e95ec05/TUTOR_SURPAC_BAB_6-10_PDF.html

(Adopted from some mine engineers)

Geology & petroleum software's tutorial










  1. GOCAD a

Link: http://www.2shared.com/file/5623436/2bb5139/GOCAD1.html










  1. GOCAD b

Link: http://www.2shared.com/file/5623563/e643bc4/GOCAD2.html












  1. IP

Link: Not available due to a reason*)









  1. NDS

Link: http://www.2shared.com/file/5684028/2c76c5bb/neura.html









  1. PETEX

Link: Not available due to a reason*)

  1. PETREL

Link:













Not available due to a reason*)



5








  1. PETREL-Intercourse

Link: sedang di upload









  1. SeiSee

Link: http://www.2shared.com/file/5623590/10f576b1/SeiSee_2_Users_Manual__English_.html









  1. VISTA

Link: sedang di upload

(Adopted from some petroleum geologists & petroleum engineers and theirs references)

You may download it, happy reading to you and I hope the above materials would be useful.

Thank you.




By

A. Anriansyah




*) No part of this documentation may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying, recording, or information storage and retrieval systems for any purpose other than the purchaser's personal use, unless express written consent has been given by the company.

Rabu, 22 April 2009

Velocity Model (Makro)

Velocity Model (Makro)

Berikut adalah resume langkah - langkah pemodelan Velocity Makro:

1. Ambil grid horizon dalam time domain (Two Way Time) sebagai input grid. Disini digunakan time surface dari CPS3, LPA_Time

2. Ambil juga well marker data dalam depth domain (TVDSS) sebagai input data. Di Petrel insert new attribute dari well tops, pilih continues, beri nama TVDSS, dan template elevation depth

3. Dengan menggunakan calculator masukkan nilai TVDSS kedalam attribute tadi, pilih elevation depth sebagai template

4.Rubah Two Way Time (TWT) menjadi One Way Time (OWT) grid. Caranya dengan mengalikan grid dengan faktor 1/2. Ubah template LPA_OWT menjadi time

5. Ekstrak harga OWT ke marker data dengan cara melakukan back interpolation. Artinya ambil harga
OWT grid di setiap node atau koordinat well data.
Buat attribute baru dari well top, misal LPA_OWT
Extract nilai OWT di posisi well dengan attribute operation, open setting untuk LPA_OWT click operation, masukkan LPA_OWT surface, click execute

6. Hitung harga velocity-nya di setiap grid node dengan membagi TVDSS dengan OWT, pilih velocity sebagai template

7. Lakukan gridding pada data velocity.
Gunakan marker LPA sebagai input, dengan attribute velocity, gunakan LPA_OWT sebagai boundary.
Untuk geometry set automatic dengan grid increment 25 x 25, pilih convergent interpolation sebagai algorithm
Usahakan semua parameter griding sama dengan yang ada di CPS3, karena hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil depth di CPS3 dan Petrel

8. Rubah OWT grid menjadi depth dengan mengalikannya dengan velocity grid. Gunakan surface calculator, RMB di LPA_OWT, pilih calculator

9. Lakukan koreksi antara depth grid dengan well marker data agar harga grid di setiap well coordinate data sesuai. Hasil koreksi bisa dilihat dalam bentuk spreadsheet

10. Residual data antara depth Petrel dan depth CSP3 dapat dilihat dengan cara membuat selisih keduanya menggunakan surface calculator,

Seismic bulk shift, open setting Seismic, masuk segy setting, masuk 2D/3D coordinate,
Masukkan override time/depth first sample misalkan 100 ms ke bawah.





By

Learner
(Experimen kecil)

QC at GEOMODELING



Geo modeling QC


1.GOOD QC
  • Visualize your data
  • Check before moving to next stage in workflow
  • Work in multi disciplinary team – ask!
  • Make 2D maps
  • Look at statistics - averages, SD, min, max
  • Make cross plots
  • Compare against simple deterministic and other calculations

2.WHAT IS MODEL BEING USED FOR?
  • Determine goals for the project first as this will determine level of accuracy and QC required
  • Volumetrics model may require
  • high level of QC

3.LOADING DATA
  • Generally few problems
  • View data
  1. Raw logs
  2. Structure maps in 3D
  3. Fault sticks etc
  • Ideally fix data at source (LANDMARK), not in IRAP

4.BUILDING GRID

  • QC grid
  1. look through slices
  2. Run QC job in IRAP
  3. Simulation grid export to Sensor and discuss with RE first
  • Lots of options, so decide what is grid being used for first!

5.BLOCKING WELL DATA
  • First step in upscaling process
  • Look at statistics before and after upscaling, for all wells, and individual wells
  • Can use bias to correct for any sampling bias of facies
  • Block Porosity using facies weighted arithmetic average
  • Block permeability using arithmetic, geometric or harmonic – it depends!
  • Run single well models with RE to check blocking and grid size is working ok

6.FACIES MODELS – (NTG)
  • Look at blocked and raw log facies proportions to determine facies%
  • Use body logs for stacked facies
  • Must consider impact of well sampling and trends being used in model
  • Are models slow to condition to well data?
  • Look at body thickness wrt to well data, and grid size
  • Look at vertical distribution of facies
  • Be careful when combining/merging facies models – are proportions maintained correctly




7.Sample Bias and use of trends?
  • Well data has 66% sand facies
  • What facies proportion should you apply in model?





8.Example Distribution of facies, and stacked facies

  • Is there a vertical trend?
  • Are reservoir bodies stacked?


9.PETROPHYSICS
  • Fraught with dangers!
  • Can apply lots of complex transformations
  • ALWAYS CHECK DISTRIBUTION OF RAW LOG, BLOCK WELL, AND MODEL DATA AND COMPARE, may also compare core data
  • Make some maps = average porosity, net pay
  • Can use pseudo wells to compare against actual wells


10.UPSCALING
  • Fraught with dangers!
  • Set unresolved cells to -999 to view where problems
  • Use layered resampling when possible
  • Look at statistics of fine grid and upscaled
  • Compare volumetrics – should be <2%>
  • Run flow simulation of fine scale sector, and upscaled sector and compare first
  • Use net volume weighted arithmetic average for porosity
  • Use tensor or other methods for permeability
  • Use volume arithmetic average for NTG


11.Final comments
  • Don’t assume because the computer has calculated something it is done what you think – CHECK
  • More complex the model more chances of error
  • Check before going too far – can save a lot of wasted time
  • Visualize, make maps, and look at statistics


By

A. Anriansyah, dkk
(Dari coba2 & beberapa handsout)

Senin, 13 April 2009

Analysis of Simple Well Tests

Objectives of well tests
  • Types of well tests
  • Basic analysis of:
-- Pressure drawdown tests
-- Pressure build-up tests
-- Well interference tests


Types of Well Tests
Producing wells Injection wells
Pressure drawdown Pressure fall off
  • Multiple rate Multiple rate
  • Pressure build-up Injectivity
  • Well interference Well interference
  • Drill stem Reservoir limit



Objectives of Well Tests
  • Gather transient fluid flow and pressure data in one or more wells simultaneously

  • Analysis aim at understanding and quantifying reservoir and aquifer behavior

  • Provide knowledge about reservoir size and continuity

  • Provide estimates of in-situ properties such as porosity, permeability, transmissibility, productivity, injectivity and formation damage near wellbores



Properties of Reservoir Rocks


Porosity and absolute permeability
  • Factors that affect rock permeability
  • Compressibility, density and thermal properties
  • Relative permeability
  • Capillary pressure
  • Rock wettability Tortuosity



Petroleum Exploration Overview


ØExploration Concept
Thoughts on how the hydrocarbon can be accumulated in area under specific geological conditions :
-Determine geological setting fit to petroleum system
-Geological features control the petroleum system
-Determine signs or indications of the play
-Determine the characters; geologic-geophysics-geochemistry
-Parameters to be further investigated by the designed exploration
-Method

By
Sunanrno Hamid

Multiphase Flow

Multiphase Flow

a Analisa Uji Sumur Untuk Aliran Multifasa

Semua teknik yang dibahas terdahulu diturunkan dengan anggapan bahwa aliran fluida reservoir adalah satu fasa. Pada kenyataannya, seringkali kita menjumpai situasi dimana aliran fluida reservoir lebih dari satu fasa. Sehingga apabila kita terapkan metoda yang dibahas terdahulu akan menghasilkan kesalahan yang besar. Untuk hal tersebut, perlu diperkenalkan metode analisis uji sumur untuk aliran multifasa yang sudah diterima secara luas di masyarakat industri. Tetapi, sebelum kita mengulas metode tersebut, kita berikan gambaran lebih dulu bagaimana ulah tekanan tutup sumur dari reservoir yang mengalirkan fluida lebih dari satu fasa dan dasar teori pemecahan masalahnya.

b Kelakuan Tekanan Tutup Sumur Pada Reservoir Multifasa

Plot tekanan tutup sumur terhadap waktu Horner dari reservoir multifasa menunjukkan kelakuan tekanan tutup sumur.

Apabila dilakukan analisis, maka bisa didapatkan kesalahan 100%, sedangkan analisis dalam plot log-log dilakukan matching. Kalau kita perhatikan periode awal waktu, terlihat bahwa terjadi perubahan harga konstanta wellbore storage sehingga tidak ada kurva tipe kurva tunggal yang match.

1 Dasar Teori

Metoda uji sumur untuk aliran multifasa yang akan dibahas adalah metode Perrine-Martin. Disebut metoda Perrine-Martin karena metoda ini diperkenalkan oleh Martin 1 (didapatkan secara empiris dengan studi simulasi) dan selang beberapa tahun penurunan secara analitik oleh Martin 2 membuktikan kesahihan metoda tersebut dengan menurunkan persamaan difusivitas multifasa. Anggapan-anggapan yang dipakai untuk sampai kepada kesahihan metoda Perrine adalah gradien tekanan dan saturasi di dalam reservoir adalah kecil. Persamaan diffusivitas multifasa yang diturunkan oleh Martin adalah:

1/u/u u = ct/Lt p/t (5)

dimana:

P = porositas

Ct = kompresibilitas total

= CoSo + CwSw + CgSg + Cf

L = mobilitas total L0 + L1 + L2

Persamaan di atas serupa dengan persamaan diffusivitas fasa minyak sehingga dengan teknik transformasi sederhana solusi yang tersedia untuk satu fasa dapat dipergunakan untuk kasus dua fasa. Harus diperhatikan bahwa anggapan- anggapan pada penurunan secara analitik oleh Martin biasanya tidak dapat dipenuhi untuk kasus-kasus reservoir yang mempunyai permeabilitas rendah, atau laju alir yang relatif tinggi untuk suatu harga permeabilitas reservoar, atau harga faktor skin positif dan besar.

2 Prosedur Analisa

Definisi tambahan yang diperlukan untuk metoda Perrine-Martin adalah definisi llaju alir total fluida pada kondisi reservoir seperti dituliskan sebagai berikut:

(qB)t = qoBo + Bg (qgt ~ qoRs/1000) + qwBw (6)

Langkah-langkah analisa secara berurutan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

1. Siapkan plot Horner, (tp + t)/ t vs Pws

2. Ambil kemiringan garis (m) dari plot tersebut (kemiringan ini adalah harga dari sistem yang ada)

3. Hitung laju alir total fluida reservoir dengan rumus:

(qB)t = qoBo + Bg (qgt ~ qoRs/1000) + qwBw

4. Hitung mobilitas total (Lt) dengan rumus:

Lt=162(Qt)B/m|H (7)

5. Hitung permeabilitas efektif terhadap minyak, sebagai berikut:

Ko=162.6/mu.nH (8)

......... (9)

...................... (10)

6. Hitung kompresibilitas total (Ct) dengan rumus:

Ct = SoCo + SgCg + SwCw + Cf (11)

7. Dapatkan harga tekanan tutup sumur pada waktu sumur sama dengan 1 jam (p 1 jam)

8. Hitung faktor skin dengan rumus:

.............. (12)

9. Hitung jarak radius penginderaan dengan rumus:

........... (13)

Data untuk soal analisa multifasa pressure buildup

Soal 3.

Laju alir minyak = 1100 STB/D

Laju alir air = 4200 STB/D

Laju alir gas total 1800 MSCF/D

Waktu produksi = 20.5 jam

Kelarutan gas dalam minyak = 537 SCF/STB

Viskositas minyak = 0.49 cp

Viskositas air = 0.231 cp

Viskositas gas = 0.01778 cp

Faktor volume formasi minyak = 1.34 RB/STB

Faktor volume formasi air = 1.057 RB/STB

Faktor volume formasi gas = 1.424 RB/MSCF

Kompresibilitas minyak = 2.04 x 10-4 psi-1

Kompresibilitas air = 9.79 x 10-6 psi-1

Kompresibilitas gas = 5.33 x 10-4 psi-1

Kompresibilitas formasi = 3.9 x 10-6 psi-1

Saturasi air = 0.57

Saturasi gas = 0.10

Porositas = 0.165

Ketebalan = 144 ft

Jari-jari sumur = 0.411 ft

Lihat Grafik E 1

Soal 4.

Laju alir minyak = 90 STB/D

Laju alir air = 75 STB/D

Kelarutan gas dalam minyak = 675.2 SCF/STB

Viskositas minyak = 0.935 cp

Viskositas air = 0.297 cp

Viskositas gas = 0.0215 cp

Faktor volume formasi minyak = 1.3574 RB/STB

Faktor volume formasi air = 1.035 RB/STB

Faktor volume formasi gas = 0.777 RB/MSCF

Kompresibilitas minyak = 5.04 x 10-4 psi-1

Kompresibilitas air = 7.25 x 10-6 psi-1

Kompresibilitas gas = 4.32 x 10-4 psi-1

Kompresibilitas formasi = 3.9 x 10-6 psi-1

Saturasi air = 0.35

Saturasi minyak = 0.55

Saturasi gas = 0.1

Porositas = 0.15

Ketebalan = 20 ft

Jari-jari sumur = 0.351 ft

Lihat Grafik E 2

Jawaban:


Soal 1:

ko = 8.9

kw = 12.6

kg = 0.38

s = -2.3

Soal 2:

ko = 19.8

kw = 5.63

kg = 284

s = 1



by
MARTIN GANTENG